Saturday, May 30, 2009

Kolonialisme Militer Jepang di Indonesia - Sejarah SMP Kelas VII

Kolonialisme Militer Jepang di Indonesia
(dikutip dari dan di-link ke: http://www.e-dukasi.net/)

Fasisme Jepang terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Hirohito. Dalam aksinya melakukan agresi militer di wilayah Asia-Pasifik Jepang menanamkan semangat Bushido (rela mati demi tanah air) serta ketaatan yang tinggi terhadap Tenno Heika (Kaisar). Demi memenuhi kebutuhan akan bahan mentah dan pemasaran hasil indusrinya yang pesat, maka Jepang melakukan ekspansi ke beberapa daerah di kawasan Asia Pasifik. ...
[Download]


Kompetensi
Kemampuan menjelaskan pendudukan militer Jepang di Indonesia dan pengaruhnya terhadap pergerakan kebangsaan Indonesia dan usaha persiapan kemerdekaan Indonesia.

Setelah mempelajari program ini peserta didik dapat :
1. menggambarkan secara kronologis proses Perang Dunia II (PD II) di Asia dan Pasifik serta penudukan militer Jepang di Indonesia.
2. menjelaskan pengaruh kebijakan pemerintah pendudukan Jepang terhadap pergerakan kebangsaan Indonesia
3. mendeskripsikan bentuk-bentuk perlawanan rakyat dan pergerakan kebangsaan Indonesia di berbagai daerah pada masa pendudukan Jepang.


Materi
01. Latar belakang pendudukan Militer Jepang di Indonesia
01.a. Keterlibatan Jepang dalam PD II
01.b. Penguasaan sumber daya alam
02. Pemerintahan militer Jepang
02.a. Kebijakan Pemerintahan Militer Jepang
02.b. Kekejaman Pemerintahan Militer Jepang
03. Perlawanan rakyat dan pergerakan kebangsaan
03.a. Perlawanan rakyat Indonesia dibeberapa daerah terhadap Jepang
03.b. Pergerakan kebangsaan

04. Latihan
05. Tes


01. Latar belakang pendudukan Militer Jepang di Indonesia

01.a. Keterlibatan Jepang dalam PD II
Penjajahan Jepang di Indonesia tidak terlepas dari keadaan yang terjadi di dunia yaitu perang dunia II. Jepang merupakan salah satu negara dari tiga negara Fasis selain Jerman dan Italia. Fasis atau fasisme adalah pengaturan pemerintahan yang mengarah pada kediktatoran yang sangat nasionalis (Chauvinistik), rasialis militeris dan agresif imperialistik. Jika Jerman dan Italia melakukan agresi militernya di Eropa, maka Jepang berbeda, ia melakukan agresi militernya di Asia-Pasifik.

Tiga tokoh fasis :

Fasisme Jepang terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Hirohito. Dalam aksinya melakukan agresi militer di wilayah Asia-Pasifik Jepang menanamkan semangat Bushido (rela mati demi tanah air) serta ketaatan yang tinggi terhadap Tenno Heika (Kaisar). Demi memenuhi kebutuhan akan bahan mentah dan pemasaran hasil indusrinya yang pesat, maka Jepang melakukan ekspansi ke beberapa daerah di kawasan Asia Pasifik.

Serangan pertama Jepang dalam PD II ditandai dengan penyerbuan terhadap Manchuria dan Cina, menyusul ke wilayah Korea, Taiwan, dan Indo-Cina. Dalam serangannya ke wilayah Pasifik, Jepang menyerbu Pearl Harbour (Hawaii) yang merupakan pangkalan militer Amerika Serikat. Serbuan Jepang selanjutnya adalah ke wilayah Asia Tenggara yakni dengan menguasai Malaysia, Singapura, Myanmar, Filipina dan kemudian Indonesia.

Usaha Jepang untuk menguasai Indonesia terbentur dengan keberadaan Belanda. Serangan Jepang dilakukan dengan cara menyerbu daerah-daerah strategis yang diduduki Belanda dan daerah yang kaya akan sumber daya alam penting yang mendukung perang.

Serangan Jepang yang cepat dan tiba-tiba membuat Belanda tidak berdaya sehingga akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Penyerahan kekuasaan pemerintah Hindia Belanda terhadap Jepang dilakukan pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat.


Sumber : Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia, PT Pembina, 1996

Dengan ditanda tanganinya penyerahan kekuasaan dari Belanda yang diwakili oleh Letnan Jenderal Ter Poorten dan Jepang yang diwakili Hitosyi Imamura, maka mulailah masa kolonialisme Jepang di Indonesia. Sumber-sumber vital yang menyangkut wilayah dan kekayaan alam Indonesia berusaha diambil alih oleh Jepang, terlebih lagi hal ini untuk kepentingan militer Jepang.


Sumber : Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia, PT Pembina, 1996.


01.b. Penguasaan sumber daya alam
Jepang sebagai negara yang terlibat perang sangat membutuhkan bahan mentah yang dibutuhkan untuk kepentingan industri maupun kepentingan perang Jepang . Dengan memanfaatkan sumber daya alam Indonesia, kebutuhan Jepang akan bahan mentah untuk kepentingan perang Jepang dapat terpenuhi.

Pemanfaatan kekayaan alam yang dilakukan Jepang berupa, sebagai berikut :

  1. Hasil perkebunan rakyat dan pertambangan dikuasai oleh Jepang.
  2. Perkebunan yang dianggap kurang berguna diganti dengan tanaman jarak. Tanaman jarak berguna untuk berguna untuk bahan industri seperti minyak pelumas untuk mesin.

  1. Meningkatkan menanam tanaman yang dibutuhkan untuk kepentingan perang. Misalnya: diperluasnya perkebunan karet, kina dan tebu.

  2. Penebangan hutan besar-besaran yang digunakan sebagai lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan jepang.
  3. Menguasai pengeboran minyak yang hasilnya digunakan untuk kepentingan Jepang, seperti untuk bahan bakar pesawat, industri dan lainnya.

  4. Penambangan biji timah dan biji besi secara besar-besaran dengan bantuan tenaga rakyat. Timah dan biji besi berguna untuk membuat mesin-mesin, badan pesawat, senjata dan alat berat lainnya.

Akibat penguasaan sumber daya alam, banyak rakyat Indonesia yang menderita.


Eksploitasi besar-besaran mempunyai dampak negatif, seperti :

  • penebangan hutan besar-besaran menimbulkan kerusakan lingkungan,
  • tanah yang ditanami terus menerus tanpa teknik dan pemupukan yang baik menjadi rusak dan tidak subur,
  • pemotongan hewan ternak, seperti kerbau dan sapi untuk konsumsi tentara jepang padahal petani sangat membutuhkan untuk menggarap sawah,
  • penguasaan terhadap sumber minyak bumi dan hasilnya diambil oleh Jepang sehingga rakyat kekuarangan bahan bakar baik untuk industri maupun kendaraan,
  • penguasaan terhadap sumber minyak bumi dan hasilnya diambil oleh Jepang sehingga rakyat kekuarangan bahan bakar baik untuk industri maupun kendaraan.,
  • Hasil penambangan timah dan biji besi diambil oleh Jepang untuk dijadikan alat-alat seperti mesin-mesin, badan pesawat, ragam kebutuhan industri, terutama untuk kepentingan perang Jepang.
  • Hasil penambangan timah dan biji besi diambil oleh Jepang untuk dijadikan alat-alat seperti mesin-mesin, badan pesawat, ragam kebutuhan industri, terutama untuk kepentingan perang Jepang.
Semua itu pada akhirnya membawa kesengsaraan rakyat, kemiskinan dan kelaparan timbul dimana-mana karena hampir sebagian besar hasil usaha rakyat diambil oleh Jepang demi kepentingan Jepang itu sendiri.



02. Pemerintahan militer Jepang

2.a. Kebijakan Pemerintahan Militer Jepang
Upaya Jepang untuk mempertahankan Indonesia sebagai wilayah kekuasaannya serta menarik simpati rakyat Indonesia meliputi bidang :

  1. Bidang Politik
    Dalam usaha menarik simpati bangsa Indonesia dengan tujuan agar rakyat mau membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya, Jepang mengumandangkan semboyan 3A yakni : “Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia”. Hal ini menyatakan bahwa kehadiran Jepang di Asia, termasuk Indonesia adalah untuk membebaskan Asia dari penjajahan bangsa Barat, Jepang menyebut dirinya sebagai saudara tua bangsa Indonesia yang akan membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.

    Namun kenyataannya yang dikatakan Jepang tidak sesuai dengan kenyataannya. Jepang memperlakukan bangsa Indonesia dengan tidak adil, sangat kejam , mereka memeras dan menindas rakyat diluar batas peri kemanusiaan.

  2. Bidang Ekonomi
    Untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang dan industrinya , maka Jepang melakukan eksploitasi terhadap sumber kekayaan alam Indonesia. Hal ini berupa eksploitasi dibidang hasil pertanian, perkebunan, hutan, bahan Tambang, dan lain-lain.

    Kekayaan alam yang diambil Jepang dari hasil menguras kekayaan alam Indonesia ini hanya untuk kepentingan perang Jepang tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat.Sebagai dampak dari eksploitasi besar-besaran sumber kekayaan alam Indonesia adalah kesengsaraan rakyat Indonesia berupa kekurangan sandang, pangan serta menderita kemiskinan.


    Rakyat hidup serba kekurangan , kelaparan karena sumber makanan diangkut Jepang untuk konsumsi tentaranya. Untuk pakaianpun rakyat menggunakan bahan yang tidak layak pakai seperti goni yang keras dan kasar. Hal in terjadi karena kapas yang seharusnya dijadikan kain atau pakaian ternyata dibawa ke Jepang untuk diolah demi kepentingan Jepang itu sendiri.

  3. Bidang Sosial Budaya
    Dibidang sosial, kehadiran Jepang selain membuat rakyat menderita kemiskinan karena kekurangan sumber daya alam, hal lain juga terjadi yang berupa pemanfaatan sumber daya manusia. Pengerahan tenaga manusia untuk melakukan kerja paksa (Romusha) serta dilibatkannya para pemuda untuk masuk dalam organisasi militer maupun semi militer.

    Dibidang budaya terjadi keharusan menggunakan bahasa Jepang di samping bahasa Indonesia. Rakyat juga diharuskan membungkukan badan kearah timur sebagai tanda hormat kepada kaisar di Jepang pada setiap pagi hari (Seikerei). Hal ini tentu saja sangat menyinggung rakyat Indonesia yang mayoritas muslim, karena dianggap menyembah kepada kaisar Jepang yang dianggap sebagai keturunan dewa matahari, padahal orang muslim hanya melakukan penghormatan kepada Allah SWT.

02.b. Kekejaman Pemerintahan Militer Jepang

Sumber : Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia , PT Pembina, 1996.

Pengerahan tenaga rakyat Indonesia untuk dilatih oleh Jepang dalam organisasi semi militer maupun militer awalnyadisambut dengan baik oleh rakyat Indonesia, karena menurut Jepang ini demi untuk kepentingan bangsa Indonesia dalam perjuangan memperoleh kemerdekaan.

Organisasi yang bersifat semi militer misalnya:
  • Seinendan (Barisan Pemuda)
  • Keibondan (Barisan pembantu Polisi)
  • Fujinkai (Himpunan Wanita)
Organisasi yang bersifat militer:
  • Heiho ( Pembantu Prajurit Jepang)
  • PETA (Pembela Tanah Air)
Pembentukan organisasi semi militer maupun militer, sebenarnya adalah upaya Jepang untuk menarik simpati dan dukungan rakyat Indonesia, hal ini karena Jepang terdesak akan kehadiran Sekutu di Inonesia dan kekalahan Jepang dibeberapa tempat di Asia dan Pasifik. Tenaga Heiho banyak dikirim ke negara-negara yang telah dikuasai Jepang dengan tujuan mempertahankanya dari serangan sekutu.

Walaupun organisasi Heiho dan PETA pada awalnya dibentuk oleh Jepang, namun pada perkembangan selanjutnya organisasi militer ini bermanfaat sebagai modal perjuangan dalam usaha-usaha mencapai kemerdekaan , bahkan setelah Indonesia merdeka ada beberapa tokoh PETA yang menjadi tokoh pejuang atau pemimpin Indonesia, misalnya Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, Jendral Ahmad Yani, Jenderal A.H. Nasution , Jenderal Soeharto (mantan Presiden RI).

Pengerahan tenaga kerja paksa atau romusha dilaksanakan rakyat Indonesia untuk kepentingan Jepang. Romusha diperlakukan amat buruk. Mereka diharuskan bekerja berat namun kesejahteraan mereka tidak diperhatikan. Awalnnya mereka dianggap sebagai pahlawan yang membantu Jepang dalam tugas suci dalam militer Jepang . Kenyataannya banyak dari mereka yang menderita kelaparan, sakit karena kesehatan mereka yang tidak diperhatikan, pekerjaan yang terlalu berat, jika lalai dalam pekerjaan mereka disiksa dengan kejam.

Pekerja Romusha terutama dipaksa membuat pangkalan militer, goa-goa untuk pertahanan, benteng, lapangan terbang, jembatan dll, bahkan ada diantara mereka yang dikirim keluar Indonesia seperti ke Myanmar, Malaysia, Thailand dan lain-lain.


03. Perlawanan rakyat dan pergerakan kebangsaan

03.a. Perlawanan rakyat Indonesia dibeberapa daerah terhadap Jepang
Perlawanan rakyat Indonesia di beberapa daerah terhadap Jepang diantaranya terjadi di daerah : Aceh, Singaparna, Indramayu, Blitar dan Cilacap.

Peta perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Jepang

  1. Aceh
    Perlawanan yang terjadi tahun 1942 di Cot Plieng di bawah pimpinan Tengku Abdul Jalil yang yang tidak mau patuh terhadap peraturan Jepang dan menolak untuk berdamai

  2. Singaparna
    Perlawanan yang terjadi di Jawa Barat ini dipimpin oleh K.H. Zinal Mustafa, terjadi disebabkan karena Ia menolak untuk melakukan Seikerei (membungkuk hormat kepada Kaisar Jepang sebagai keturunan Dewa Matahari) dan ini dianggap bertentangan dengan ajaran Islam serta menentang perlakuan buruk Jepang terhadap rakyat.

  3. Indramayu
    Perlawanan rakyat yang terjadi tahun 1944 di daerah Loh Bener , perlawanan ini menetang kesewenang-wenagan Jepang.

  4. Blitar


    Sumber : Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia, PT Pembina, 1996

    Perlawanan prajurit PETA menentang Jepang dipimpin oleh Syudanco Supriyadi pada tanggal 14 Pebruari 1945, penyebabnya PETA tidak tahan lagi melihat kesengsaraan rakyat terutama keluarga prajurit batalion Blitar dan para pekerja romusha.

  5. Cilacap
    Perlawanan prajurit PETA menentang Jepang dipimpin oleh Budanco Khusaeri

    Tentara PETA yang dihadapkan ke Mahkamah tentara Jepang



03.b. Pergerakan kebangsaan
Mengetahui kondisi Jepang yang sudah mulai terdesak oleh Sekutu di berbagai tempat dalam Perang Asia Timur Raya, timbul usaha-usaha pergerakan kebangsaan dari rakyat Indonesia terhadap Jepang yang berupa:
  1. Gerakan Politik Bawah Tanah

    Sutan Syahrir, tokoh pejuang gerakan bawah tanah

    Setelah semua partai politik dibubarkan oleh Jepang, sebagian tokoh mengadakan gerakan bawah tanah yakni gerakan perlawanan yang dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi dan cenderung tidak mau berkompromi dengan Jepang. Tokoh yang terkenal diantaranya adalah Sutan Syahrir, Ahmad Subarjo, Sukarni, Chaerul Saleh, Wikana, dan Amir Syarifuddin. Mereka berjuang dengan cara menanamkan semangat Persatuan dan kesatuan nasional di kalangan rakyat, meningkatkan kesadaran untuk merdeka melalui diskusi, selebaran-selebaran dan lain-lain, serta selalu memantau perkembangan Perang Pasifik melalui siaran radio luar negeri.

  2. Gerakan Politik Pintu Terbuka
    Yakni gerakan perlawanan yang dilakukan dengan cara mau bekerjasama dengan pihak Jepang (kompromi). Gerakan ini menganggap bahwa selain melakukan perlawanan melalui gerakan bawah tanah, maka mereka juga dapat berjuang untuk kepentingan rakyat Indonesia dengan cara menjalin kerjasama dengan pihak Jepang. Mereka seolah bekerja untuk kepentingan Jepang padahal tujuannya untuk mencapai Indonesia merdeka.

    Contoh Gerakan Politik Pintu Terbuka
    BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dibentuk tanggal 1 Maret 1945 oleh Letjen Kumakici Harada. Walaupun dibentuk oleh Jepang namun hasil kerja BPUPKI untuk kepentingan bangsa Indonesia. BPUPKI yang diketuai oleh dr.Radjiman Widiodiningrat berhasil menyelenggarakan sebanyak 2 kali sidang. Sidang yang pertama tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 yana membicarakan dasar negara. Sidang yang kedua tanggal 10 Juli – 16 Juli 1945, yang membicarakan rancangan Undang-Undang Dasar.



    Kelak hasil kerja BPUPKI berguna untuk melengkapi kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Sedangkan tanggal 18 Agustus 1945 Indonesia sudah mempunyai negara dan pemerintah Republik Inondesia serta UUD 1945 sebagai hasil kerja BPUPKI.

04. Latihan
05. Tes

Materi Pokok Sejarah SMP Kelas VII

2 comments: