Tuesday, June 23, 2009

Unsur Fisik Wilayah Indonesia - Geografi SMP Kelas VII

Unsur Fisik Wilayah Indonesia
(dikutip dari dan di-link ke: http://www.e-dukasi.net/)

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbentuk republik, terletak di kawasan Asia Tenggara. Indonesia memiliki lebih kurang 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2. ...

[Download]


Kompetensi
Setelah mempelajari materi ini siswa dapat :
1. Menunjukkan letak geografis (posisi geografis) Indonesia.
2. Menyajikan informasi tentang arah angin muson di Indonesia
3. Mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan berlangsungnya musim hujan dan musim kemarau di wilayah Indonesia.
4. Menyajikan informasi persebaran flora dan fauna tipe Asiatis, Australis dan kaitannya dengan pembagian wilayah Wallacea dan Weber.
5. Mendeskripsikan persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia.

Materi
01. Letak Geografis Indonesia
02. Angin Muson di Indonesia
03. Perubahan Musim di Indonesia
04. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
05. Jenis Tanah & Pemanfaatannya di Indonesia

06. Latihan
07. Tes


01. Letak Geografis Indonesia

Unsur Fisik Wilayah Indonesia

Posisi Geografis (Posisi Letak) Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbentuk republik, terletak di kawasan Asia Tenggara. Indonesia memiliki lebih kurang 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2.

Berdasarkan posisi geografisnya, negara Indonesia memiliki batas-batas sebagai berikut :

Gambar : Posisi Indonesia di antara beberapa negara, laut dan samudera

  • Utara : Negara Malaysia, Singapura, Filipina, Laut Cina Selatan.
  • Selatan : Negara Australia, Samudera Hindia
  • Barat : Samudera Hindia
  • Timur : Negara Papua Nugini, Timor Leste, Samudera Pasifik


Posisi geografis Indonesia terdiri atas letak astronomis dan letak geografis yang berbeda pengertian dan pandangannya.

  1. Letak Astronomis

  2. Letak astronomis suatu negara adalah posisi letak yang berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang melingkari permukaan bumi secara horizontal, sedangkan garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Letak astronomis Indonesia Terletak di antara 6oLU – 11oLS dan 95oBT – 141oBT Berdasarkan letak astrono- misnya Indonesia dilalui oleh garis equator, yaitu garis khayal pada peta atau globe yang membagi bumi menjadi dua bagian sama besarnya. Garis equa- tor atau garis khatulistiwa terletak pada garis lintang 0o.

    Letak Astronomis Indonesia

  3. Letak geografis
  4. Letak Geografis dan Posisi Silang Indonesia terhadap negara lain

    Letak geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian.

  5. Letak Geologis

  6. Letak geologis adalah letak suatu wilayah dilihat dari jenis batuan yang ada di permukaan bumi. Secara geologis wilayah Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di sebelah timur. Adanya dua jalur pegunungan tersebut menyebabkan Indonesia banyak memiliki gunung api yang aktif dan rawan terjadinya gempa bumi.



02. Angin Muson di Indonesia

Angin adalah udara yang bergerak. Menurut Buys Ballot, angin bertiup dari daerah yang bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum, di belahan bumi utara angin berbelok ke kanan sedangkan di belahan bumi selatan angin berbelok ke kiri.

Adanya letak geografis, menyebabkan terjadinya gerakan angin muson yang melalui Indonesia. Angin muson (musim) di Indonesia terjadi dalam dua periode yaitu :

  1. Angin Musim (muson) Barat, terjadi antara bulan Oktober – April. Bertiupnya angin ini disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara di belahan bumi utara dan selatan. Pada saat itu utara musim dingin sehingga menyebabkan tekanan di utara lebih tinggi dari pada selatan, maka angin bertiup dari utara (Asia dan Samudera Pasifik) menuju Australia melewati Indonesia.

  2. Gerakan angin muson barat antara Oktober - April dari Asia ke Australia

  3. Angin Musim (muson) Timur, terjadi antara bulan April - Oktober. Bertiupnya angin ini disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara di belahan bumi selatan dan utara. Pada saat itu selatan musim dingin, sehingga menyebabkan tekanan di selatan lebih tinggi dari pada utara, maka angin bertiup dari selatan (Australia) menuju Asia melewati Indonesia.


Gerakan Angin Musim Barat antara April - Oktober dari Australia ke Asia2


03. Perubahan Musim di Indonesia

Letak geografis Indonesia menyebabkan wilayah Indonesia memiliki iklim muson, yang berpengaruh terhadap perubahan musim di Indonesia. Perubahan musim di Indonesia terjadi dari musim hujan dan musim kemarau dengan fenomena alam, sebagai berikut :

  1. Musim Hujan
  2. Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober sampai April. Musim hujan di Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin Muson Barat yang bertiup dari Benua Asia yang bertekanan maksimum ke Benua Australia yeng bertekanan minimum. Angin Muson Barat ini banyak membawa uap air, sehingga di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan.

    Di kota-kota besar dan di daerah-daerah yang hutannya gundul musim hujan sering mendatangkan bencana kebanjiran. Bencana ini menimbulkan dampak seperti banyak rumah penduduk terendam , bahkan tidak sedikit kehilangan harta dan nyawa penduduk yeng terkena musibah tersebut.

    Kondisi pemukiman penduduk yang terendah banjir

    Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan adalah fluviometer atau penakar hujan.

    Menurut jenisnya tipe hujan terdiri dari tiga macam, yaitu sebagai berikut ini :

    1. Hujan Zenithal atau Hujan Konveksi
    2. Hujan zenithal atau hujan konveksi adalah hujan yang terjadi karena udara permukaan yang naik akibat pemanasan Matahari menjadi lebih dingin dan mengembun kemudian turun menjadi hujan yang turun tegak lurus dan biasanya terjadi siang hari.

    3. Hujan Orografis atau Hujan Pegunungan
    4. Hujan orografis adalah hujan yang terjadi di daerah lereng pegunungan.


    5. Hujan Frontal/Hujan Silikon
    6. Hujan frontal adalah hujan yang terjadi karena pertemuan masa udara panas dengan masa udara dingin yang terangkat naik disertai angin berputar (siklon).

  3. Musim Kemarau

Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan April sampai Oktober. Musin kemarau disebabkan oleh hembusan angin muson timur yang bertiup dari Benua Australia yang bertekanan maksi- mum ke Benua Asia yang bertekanan minimum. Hembusan angin ini sedikit membawa uap air sehingga Indonesia mengalami musim kemarau.

Musim kemarau yang panjang sering merugikan penduduk, khusus nya bagi para petani dimana banyak lahan pertanian menjadi kering, ternak mati karena rumput menjadi kering. Bahkan sering terjadi kebakaran hutan terutama di Pulau Kalimantan dan Sumatera.



04. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Wilayah Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman sumber daya hati baik yang terdapat di darat, laut maupun udara. Keanekaragaman flora dan fauna tersebut mendorong pada peneliti dan pecinta alam datang ke Indonesia untuk meneliti flora dan fauna.

  1. Persebaran Flora (dunia tumbuhan) di Indonesia

    Tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu tempat ada yang tumbuh secara alami dan ada juga yang dibudidayakan oleh manusia. Flora ataua dunia tumbuhan di berbagai tempat di dunia pasti berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :

    • Iklim
    • Jenis tanah
    • Relief atau tinggi rendah permukaan bumi
    • Biotik (pengaruh makhluk hidup).

    Adanya faktor-faktor tesebut, Indonesia memeliki keaneka-ragaman jenis tumbuh-tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar terutama suhu udara dan curah hujan. Daerah yang curah hujannya tinggi memiliki hutan yang lebat dan jenis tanaman lebih bervariasi, misalnya: di Pulau Sumatera dan Kalimantan

    Sedangkan daerah yang curah hujannya relatif kurang tidak memiliki hutan yang lebat seperti di Nusa Tenggara. Daerah ini banyak di tum- buhi semak belukar dengan padang rumput yang luas.

    Suhu udara juga mempengaruhi tanaman yang dapat hidup di suatu tempat. Junghuhn telah membuat zonasi (pembatasan wilayah) tumbuh- tumbuhan di Indonesia sebagai berikut :

    • Daerah panas (0 – 650 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah kelapa, padi, jagung, tebu, karet.

    • Daerah sedang ( 650 – 1500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah kopi, tembakau, teh, sayuran.

    • Daerah sejuk ( 1500 – 2500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah teh, sayuran, kina, pinus.

    • Daerah dingin (di atas 2500 meter) tidak ada tanaman budidaya

    Beberapa jenis flora di Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim antara lain sebagai berikut :

    • Hutan Musim, terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali. Contoh hutan mu- sim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

    • Hutan Hujan Tropis, terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim tropis dan dilalui garis khatulistiwa sehing- ga Indonesia banyak memperoleh sinar matahari sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

    • Sabana, terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana beru- pa padang rumput yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

    • Steppa, adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terda- dapat di Nusa Tenggara Timur, baik untuk peternakan.

    • Hutan Bakau atau Mangrove, adalah hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur. Hutan bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.


    Jenis-jenis hutan yang dipengaruhi iklim antara lain
    (a). Hutan Hujan Tropis, (b). Sabana, (c). Steppa, (d). Hutan Mangrove

  2. Persebaran Fauna (dunia hewa) di Indonesia)

    Keanekaragaman dan perbedaan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh keadaan alam, gerakan hewan dan rintangan alam. Fauna atau dunia hewan di Indonesia digolongkan menjadi tiga kelompok berdasarkan pengelompokan oleh Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber. Secara ringkas tiga kelompok fauna di Indonesia adalah ebagai berikut :

    • Fauna tipe Asiatis, menempati bagian barat Indonesia sampai Selat Makasar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui yang besar seperti gajah, harimau, badak, beruang, orang utan.

    • Fauna tipe Australis, menempati bagian timur Indonesia, meliputi Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti kangguru, burung kasuari, cendrawasih, kakaktua.

    • Fauna Peralihan dan asli, terdapat di bagian tengah Indonesia, meliputi Sulawesi dan daerah Nusa Tenggara. Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti kera, kuskus, babi rusa, anoa dan burung maleo.



    Jenis Fauna Australis, yang terdapat di Bagian Timur Indonesia

    Peta Persebaran Fauna Indonesia berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber
      • Garis Wallace membatasi Fauna Asiatis dengan Fauna Peralihan
      • Garis Weber membatasi Fauna Australis dengan Fauna Peralihan.


05. Jenis Tanah & Pemanfaatannya di Indonesia

Tanah merupakan lapisan kulit bumi paling atas. Tanah terbentuk secara alami yaitu dari hasil pelapukan dan pengendapan batuan bahan-bahan organik. jenis di Indoesia ada yang subur dan ada juga yang tidak subur. Tanah yang subur banyak dimanfaatkan penduduk untuk kegiatan pertanian yang berguna untuk memenuhi kubutuhan hidup manusia.

Suatu tanah dikatakan subur apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

  1. Banyak mengandung unsur hara (zat yang dibutuhkan tanaman),
  2. Cukup mengandung air,
  3. Struktur tanahnya baik.

Jenis tanah yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :

  1. Tanah Alluvial (tanah endapan)
    Tanah Alluvial adalah tanah yang terbentuk dari hasil pengendapan lumpur sungai yang terdapat di dataran rendah. Tanah ini tergolong sangat subut dan baik untuk daerah pertanian padi.

  2. Tanah Vulkanik (tanah gunung api)
    Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk dari hasil material letusan gunung api yang telah mengalami pelapukan. Tanah vulkanik merupakan tanah yang sangat subur karena banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung api.

  3. Tanah Organosol (tanah gambut)
    Tanah gambut adalah tanah yang terbentuk dari pengendapan bahan-bahan organik terutama pembusukan tumbuhan rawa-rawa. Tanahnya kurang subur. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah rawa-rawa Sumatera, Kalimantan dan Papua.

  4. Tanah Humus
    Tanah humus dari pelapukan tumbuh-tumbuhan terutama di daerah hutan yang masih lebat, dan sifat tanah ini sangat subur.

  5. Tanah Podzolit
    Tanah podzolit adalah tanah yang terbentuk di daerah yang memi- liki curah hujan tinggi dan suhu udara rendah.Di Indonesia jenis tanah ini terdapat di daerah pegunungan. Tanah podzolit tergolong subur.

  6. Tanah Laterit
    Tanah laterit adalah tanah yang terbentuk unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah telah hilang, larut oleh curah hujan yang tinggi. Tanahnya tidak subur, banyak terdapat di Kalimantan Barat, Lampung, dan Sulawesi Tenggara.

  7. Tanah Pasir
    Tanah pasir terbentuk dari pelapukan batuan beku dan batuan sedi- men. Ciri tanah pasir ialah berkerikil dan butirannya kasar. Tanahnya tidak subur, sehingga kurang baik untuk pertanian.

  8. Tanah Mediteran (tanah kapur)
    Tanah mediteran adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur. Tanahnya tidak subur, akan tetapi cocok untuk tanaman jati. Jenis tanah ini terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara dan Maluku.
06. Latihan
07. Tes

Materi Pokok Geografi SMP Kelas VII

Monday, June 22, 2009

Pola Pemukiman Penduduk - Geografi SMP Kelas VII

Pola Pemukiman Penduduk
(dikutip dari dan di-link ke: http://www.e-dukasi.net/)

Adanya pemukiman penduduk di dataran rendah dan dataran tinggi sangat berkaitan dengan perbedaan potensi fisik dan non fisik suatu wilayah. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam pola pemukiman penduduk di suatu wilayah. ...

[Download]


Kompetensi
Setelah mempelajari materi ini anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan pengertian pola pemukiman penduduk.
2. menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemukiman penduduk.
3. menyebutkan salah satu pemukiman penduduk berdasarkan kultur penduduknya.
4. menyebutkan 3 bentuk pola pemukiman penduduk.
5. menjelaskan pola pemukiman linear.
6. mengetahui lokasi pola pemukiman terpusat.
7. menyebutkan salah satu faktor yang mempengaruhi pola pemukiman tersebar .


Materi
01. Pengantar
02. Definisi Pola Pemukiman Penduduk
03. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Pemukiman Penduduk
04. Bentuk-Bentuk Pola Pemukiman Penduduk

05. Latihan
06. Tes


01. Pengantar

Pola Pemukiman Terpusat

Pola Pemukiman Linier


Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

Adanya pemukiman penduduk di dataran rendah dan dataran tinggi sangat berkaitan dengan perbedaan potensi fisik dan non fisik suatu wilayah. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam pola pemukiman penduduk di suatu wilayah.


02. Definisi Pola Pemukiman Penduduk

Pola pemukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan melakukan kegiatan/aktivitas sehari-harinya. Permukiman dapat diartikan sebagai suatu tempat (ruang) atau suatu daerah dimana penduduk terkonsentrasi dan hidup bersama menggunakan lingkungan setempat, untuk mempertahankan, melangsungkan, dan mengembangkan hidupnya. Pengertian pola dan sebaran pemukiman memiliki hubungan yang sangat erat. Sebaran permukiman membincangkan hal dimana terdapat permukiman dan atau tidak terdapat permukiman dalam suatu wilayah, sedangkan pola pemukiman merupakan sifat sebaran, lebih banyak berkaitan dengan akibat faktor-faktor ekonomi, sejarah dan faktor budaya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pola pemukiman penduduk adalah bentuk persebaran tempat tinggal penduduk berdasarkan kondisi alam dan aktivitas penduduknya.


Pola pemukiman penduduk mengikuti jalan raya


03. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Pemukiman Penduduk

Kalau diperhatikan, ternyata bentuk atau pola pemukiman antara daerah satu dengan daerah lain mempunyai perbedaan. Perbedaan tersebut terjadi, karena faktor geografi yang berbeda.

Secara umum adanya perbedaan pola pemukiman penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

A. Relief

Permukaan muka Bumi terdiri dari berbagai relief seperti pegunungan, dataran rendah, perbukitan dan daerah pantai. Kondisi ini menyebabkan penduduk membuat pemukiman yang sesuai dengan lingkungan tempat ia berada.


Relief suatu tempat mempengaruhi keinginan penduduk untuk bermukim

B. Kesuburan tanah

Tingkat kesuburan tanah di setiap tempat berbeda-beda. Di daerah pedesaan, lahan yang subur merupakan sumber penghidupan bagi penduduk. Oleh karena itu mereka mendirikan tempat tinggal berkumpul dan memusat dekat dengan sumber penghidupannya.


Rumah dekat dengan persawahan

C. Keadaan iklim

Faktor-faktor iklim seperti curah hujan, intensitas radiasi Matahari dan suhu di setiap tempat berbeda-beda. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah dan kondisi alam daerah tersebut. Kondisi ini akan berpengaruh pada pola pemukiman penduduk di daerah itu. Pada daerah dingin seperti pegunungan, dataran tinggi serta di Kutub utara orang akan cenderung mendirikan tempat tinggal saling berdekatan dan mengelompok. Sedangkan di daerah panas pemukiman penduduk cenderung lebih terbuka dan agak terpencar.


Pola Pemukiman Mengelompok

D. Keadaan ekonomi

Kegiatan ekonomi seperti pusat-pusat perbelanjaan, perindustrian, pertambangan, pertanian, perkebunan dan perikanan akan berpengaruh pada pola pemukiman yang mereka pilih, terutama tempat tinggal yang dekat dengan berbagai fasilitas yang menunjang kehidupannya, karena hal itu akan memudahkan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.


Pemukiman penduduk di daerah perkotaan

E. Kultur penduduk

Budaya penduduk yang dipegang teguh oleh suatu kelompok masyarakat akan berpengaruh pada pola pemukiman kelompok tersebut. Di beberapa daerah tertentu seperti suku badui di Banten, Suku Toraja di Sulawesi Selatan, Suku Dayak di Kalimantan, cenderung memiliki pola pemukiman mengelompok dan terisolir dari pemukiman lain.


Pemukiman penduduk suku Toraja

1. Suku Toraja

Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan. Populasinya diperkirakan sekitar 600.000 jiwa. Mereka juga menetap di sebagian dataran Luwu dan Sulawesi Barat. Tempat pemukiman suku Toraja dikenal dengan Tana Toraja. Rumah tradisional Toraja disebut tongkonan.

2. Suku Baduy

Suku Baduy tinggal di pedalaman Jawa Barat. Wilayah Baduy meliputi Cikeusik, Cibeo, dan Cikartawarna. Nama Baduy sendiri diambil dari nama sungai yang melewati wilayah itu sungai Cibaduy. Di desa ini tinggal suku Baduy Luar yang sudah banyak berbaur dengan masyarakat Sunda lainnya. Sedangkan suku Baduy Dalam tinggal di pedalaman hutan dan masih terisolir dan belum masuk kebudayaan luar. Orang Baduy dalam terkenal teguh dalam tradisinya.


Pemukiman penduduk suku Baduy

3. Suku Kubu

Suku Kubu atau juga dikenal dengan Suku Anak Dalam atau Orang Rimba adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Mereka mayoritas hidup di propinsi Jambi, dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200.000 orang. Mereka hidup secara nomaden dan mendasarkan hidupnya pada berburu dan meramu, walaupun banyak dari mereka sekarang telah memiliki lahan karet dan pertanian lainnya. Suku Kubu di Jambi pada umumnya bermukim di daerah pedesaan dengan pola yang mengelompok.


Pemukiman penduduk suku Kubu

4. Suku Dayak

Dayak atau Daya adalah suku-suku asli yang mendiami Pulau Kalimantan, lebih tepat lagi adalah yang memiliki budaya terrestrial (daratan, bukan budaya maritim). Sebutan ini adalah sebutan umum karena orang Daya terdiri dari beragam budaya dan bahasa. Suku Dayak diperkirakan mulai datang ke pulau Kalimantan pada tahun 3000-1500 Sebelum Masehi. Mereka adalah kelompok-kelompok yang bermigrasi dari daerah Yunnan, Cina Selatan. Kelompok ini disebut Proto-Melayu. Rumah adat suku dayak dikenal dengan nama “Rumah Betang”.


Rumah adat suku dayak


Peta Persebaran Beberapa Suku Terasing di Indonesia



04. Bentuk-Bentuk Pola Pemukiman Penduduk

Pola persebaran pemukiman penduduk dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan tanah, tata air, topografi dan ketersediaan sumber daya alam yang terdapat di wilayah tersebut.

Ada tiga pola pemukiman penduduk dalam hubungannya dengan bentang alamnya, yaitu sebagai berikut:

A. Pola Pemukiman Memanjang (Linear).

Pola pemukiman memanjang memiliki ciri pemukiman berupa deretan memanjang karena mengikuti jalan, sungai, rel kereta api atau pantai.


Pemukiman penduduk memanjang

1. Mengikuti Jalan

Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan kiri jalan. Umumnya pola pemukiman seperti ini banyak terdapat di dataran rendah yang morfologinya landai sehingga memudahkan pembangunan jalan-jalan di pemukiman. Namun pola ini sebenarnya terbentuk secara alami untuk mendekati sarana transportasi.


Pola pemukiman mengikuti jalan

2. Mengikuti rel kereta api

Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan kiri rel kereta api. Umumnya pola pemukiman seperti ini banyak terdapat di daerah perkotaan terutama di DKI Jakarta dan atau daerah padat penduduknya yang dilalui rel kereta api.


Pola pemukiman mengikuti jalan atau rel kereta api

3. Mengikuti Alur Sungai

Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang mengikuti aliran sungai. Biasanya pola pemukiman ini terdapat di daerah pedalaman yang memiliki sungai-sungai besar. Sungai-sungai tersebut memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan penduduk.


Pola pemukiman mengikuti alur sungai

4. Mengikuti Garis Pantai

Daerah pantai pada umumnya merupakan pemukiman penduduk yang bermata pencaharian nelayan. Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang mengikuti garis pantai. Hal itu untuk memudahkan penduduk dalam melakukan kegiatan ekonomi yaitu mencari ikan ke laut.


Pola pemukiman mengikuti garis pantai

B. Pola Pemukiman Terpusat

Pola pemukiman ini mengelompok membentuk unit-unit yang kecil dan menyebar, umumnya terdapat di daerah pegunungan atau daerah dataran tinggi yang berelief kasar, dan terkadang daerahnya terisolir. Di daerah pegunungan pola pemukiman memusat mengitari mata air dan tanah yang subur. Sedangkan daerah pertambangan di pedalaman pemukiman memusat mendekati lokasi pertambangan. Penduduk yang tinggal di pemukiman terpusat biasanya masih memiliki hubungan kekerabatan dan hubungan dalam pekerjaan. Pola pemukiman ini sengaja dibuat untuk mempermudah komunikasi antarkeluarga atau antarteman bekerja.


Pemukiman terpusat di daerah pegunungan

C. Pola Pemukiman Tersebar.

Pola pemukiman tersebar terdapat di daerah dataran tinggi atau daerah gunung api dan daerah-daerah yang kurang subur. Pada daerah dataran tinggi atau daerah gunung api penduduk akan mendirikan pemukiman secara tersebar karena mencari daerah yang tidak terjal, morfologinya rata dan relatif aman. Sedangkan pada daerah kapur pemukiman penduduk akan tersebar mencari daerah yang memiliki kondisi air yang baik. Mata pencaharian penduduk pada pola pemukiman ini sebagian besar dalam bidang pertanian, ladang, perkebunan dan peternakan


Pola Pemukiman Tersebar



06. Latihan

Download file : mp_383 (WinRAR ZIP archive, download klik disini) lalu unzip file tersebut pada folder misalnya : INTERPRETASI PETA, lalu klik ganda file : latihan.html.

07. Tes

Idem poin 07. Latihan di atas, lalu klik ganda file : tes.html atau klik menu Tes.

Materi Pokok Geografi SMP Kelas VII

Sunday, June 21, 2009

Pertanian - Geografi SMP Kelas VII

Pertanian
(dikutip dari dan di-link ke: http://www.e-dukasi.net/)

Dalam arti yang luas pertanian adalah segala kegiatan manusia yang meliputi kegiatan bercocok tanam, perikanan, peternakan dan kehutanan. Pekarangan adalah bentuk pertanian dengan memanfaatkan pekarangan/ halaman sekitar rumah. ...

[Download]


Kompetensi
Setelah mempelajari materi ini, siswa dapat:
1. Menyebutkan definisi pertanian
2. Menjelaskan bentuk-bentuk pertanian di Indonesia
3. Menyebutkan hasil-hasil pertanian
4. Menyebutkan usaha-usaha dalam meningkatkan hasil produksi pertanian.

Materi
01. Definisi Pertanian
02. Bentuk-bentuk Pertanian
03. Hasil-hasil Pertanian
03.a. Tanaman Pangan
03.b. Tanaman Perdagangan
04. Usaha-usaha Meningkatkan Hasil Pertanian

05. Latihan
06. Tes


01. Definisi Pertanian

Dalam arti yang sempit pertanian adalah suatu kegiatan bercocok tanam.

Dalam arti yang luas pertanian adalah segala kegiatan manusia yang meliputi kegiatan bercocok tanam, perikanan, peternakan dan kehutanan.


cocok tanam


perikanan


peternakan


kehutanan



02. Bentuk-bentuk Pertanian

A. Sawah

Sawah adalah bentuk pertanian lahan basah karena menggunakan banyak air dalam kegiatan pertaniannya terutama pada awal kegiatan penanaman.

Macam-macam sawah di Indonesia :

  • Sawah Irigasi, adalah sawah dengan pengairan yang teratur
  • Sawah Lebak, adalah sawah yang terletak pada dataran banjir
  • Sawah Tadah hujan, adalah sawah yang pengairannya dari air hujan
  • Sawah Pasang Surut, adalah sawah yang terletak di muara sungai/tepi pantai.

B. Tegalan

tegalan

Tegalan adalah lahan kering yang ditanami dengan tanaman musiman atau tahunan, seperti padi ladang, palawija, dan holtikultura. Tegalan letaknya terpisah dengan halaman sekitar rumah.

Tegalan sangat tergantung pada turunnya air hujan. Tegalan biasanya diusahakan pada daerah yang belum mengenal sistem irigasi atau daerah yang tidak memungkinkan dibangun saluran irigasi. Permukaan tanah tegalan tidak selalu datar. Pada musim kemarau keadaan tanahnya terlalu kering sehingga tidak ditanami.

Tanaman utama di lahan tegalan adalah jagung, ketela pohon, kedelai, kacang tanah, dan jenis kacang-kacangan untuk sayur.

Tanaman padi yang ditanam pada tegalan hanya panen sekali dalam satu tahun dan disebut padi gogo. Selain itu tanah tegalan dapat ditanami kelapa, buah-buahan, bambu, dan pohon untuk kayu bakar. Cara bertani di lahan tegalan menggunakan sistem tumpangsari, yaitu dalam sebidang lahan pertanian ditanami bermacam-macam tanaman. Sistem tumpangsari sangat menguntungkan karena dapat mencegah terjadinya kegagalan panen.

C. Ladang Berpindah

ladang berpindah

Ladang Berpindah adalah kegiatan pertanian yang dilakukan dengan cara berpindah-pindah tempat. Ladang dibuat dengan cara membuka hutan atau semak belukar. Pohon atau semak yang telah ditebang/dibabat setelah kering kemudian dibakar. Setelah hujan tiba, ladang kemudian ditanami dan ditunggu sampai panen tiba. Setelah ditanami 3 – 4 kali, lahan kemudian ditinggalkan karena sudah tidak subur lagi.

Kejadian ini berlangsung terus menerus, setelah jangka waktu 10 - 20 tahun, para petani ladang kembali lagi ke ladang yang pertama kali mereka buka.

akibat ladang berpindah kebakaran hutan

Sistem ladang berpindah ini dapat mengakibatkan dampak negatif, diantaranya :

  • Mengurangi luas hutan
  • Kerusakan hutan,
  • Tanah menjadi tandus / lahan kritis
  • Tanah mudah tererosi,
  • Kebakaran hutan,
  • Pencemaran udara.
  • Banjir

D. Pekarangan

tanaman pekarangan rumah Pekarangan adalah bentuk pertanian dengan memanfaatkan pekarangan/ halaman sekitar rumah. Biasanya lahan pertanian pekarangan diberi batas/pagar. Jenis tanaman yang diusahakan pada lahan ini antara lain jagung, kedelai, kacang tanah, sayur-sayuran, kelapa dan buah-buahan.


03. Hasil-hasil Pertanian

03.a. Tanaman Pangan

Apakah bahan makanan pokok sebagian besar rakyat Indonesia ? Tahukah kamu dari mana asalnya bahan makanan pokok yang kamu konsumsi sehari-hari? Bahan makanan yang kita konsumsi sebagian besar berasal dari hasil pertanian.

Hasil-hasil pertanian terdiri atas:

a. Tanaman pangan seperti padi, jagung, ketela pohon, ubi jalar, kedelai dan kacang tanah
b. Tanaman perdagangan, seperti teh, tebu, kopi, karet, kelapa sawit, kelapa, kina,
cengkeh, kapas.

Untuk lebih mengetahui tentang hasil petanian tanaman pangan, kita akan membahasnya satu persatu.

1. Padi

tanaman padi

Padi (Oryza sativa sp.) adalah tanaman yang berasal dari Bangladesh. Dari tanaman padi dihasilkan beras, yang merupakan bahan makanan pokok sebagian besar rakyat Indonesia. Padi dapat tumbuh dengan baik di daerah panas dengan curah hujan yang tinggi.

Daerah utama penghasil padi di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara.

musim panen padi

Dari tanaman padi dihasilkan beras, yang merupakan bahan makanan pokok sebahagian besar rakyat Indonesia. Padi dapat tumbuh dengan baik di daerah panas dengan curah hujan yang tinggi. Daerah utama penghasil padi di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara.

2. Jagung

tanaman jagung

Jagung (Zea mays) adalah jenis tanaman padi-padian yang berasal dari Amerika. Tanaman jagung sampai ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Spanyol. Jagung dapat tumbuh di daerah tropis maupun daerah sub tropis

Jagung ditanam di ladang, tegalan dan sawah pada musim kemarau. Kadang-kadang jagung juga ditanam sebagai tanaman sela/tumpangsari di lahan perkebunan. Jagung tumbuh sangat baik di daerah berketinggian 0-1500 meter di atas permukaan air laut.

Jagung merupakan bahan makanan pokok bagi sebahagian penduduk Nusa Tenggara Timur, Madura, dan Minahasa. Biji jagung yang sudah masak berwarna kuning atau ungu. Butir jagung dapat dibuat tepung atau pati jagung, yang disebut Maizena.Tongkolnya yang sangat muda dapat dimakan sebagai lalap, sayur, atau acar. Tanaman jagung yang masih muda juga sangat baik untuk makanan ternak.Daun pelindung tongkol yang sudah kering (kelobot) dapat digunakan untuk penggulung rokok atau pembungkus dodol.

berbagai jenis jagung

3. Ketela Pohon

ketela pohon

Ketela pohon (Manihot asculenta atau Manihot utilissima) disebut juga ubi kayu atau singkong. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan. Ketela pohon banyak ditanam di lahan kering dengan jenis tanah yang gembur. Tanaman ini dapat hidup di daerah-daerah dengan musim kering yang lunak hingga sangat kering. Pada dataran rendah, ketela pohon banyak ditanam pada ketinggian 0-4500 meter di atas permukaan laut.

Ketela pohon dimanfaatkan sebagai makanan pokok pengganti beras atau jagung, khususnya bagi penduduk di Kabupaten Gunung Kidul (Daerah Istimewa Yogyakarta).

Umbinya dapat dibuat tepung tapioka atau gaplek yang sebagian besar di ekspor ke Jepang. Selain itu umbinya dapat dibuat tape melalui proses peragian, tape di Jawa Barat dikenal dengan nama peuyeum.

Daunnya yang masih muda dapat dimakan sebagai lalap dengan direbus terlebih dahulu, atau dijadikan sayur.
Daerah penghasil ketela pohon di Indonesia adalah Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara.

4. Ubi Jalar

ubi jalar

Ubi jalar (Ipomoea batatas) adalah jenis tanaman semak yang berasal dari Hindia Barat. Tanaman ini sampai ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Spanyol. Ubi jalar cocok ditanam di daerah ketinggian 0-2000 meter di atas permukaan air laut.

Ubi jalar disebut juga ketela rambat. Umbinya dapat dimakan dan merupakan makanan pokok penduduk Papua Bagian Tengah. Bagi penduduk daerah lain di Indonesia, ubi jalar merupakan tambahan. Daunnya juga dapat dimakan sebagai sayuran.
Daerah utama penghasil ubi jalar di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.

5. Kedelai

kedelai

Kedelai (Soya max) adalah tanaman semak yang termasuk jenis polong-polongan (kacang-kacangan). Kedelai banyak ditanam di daerah dengan ketinggian 5 – 1000 meter di atas permukaan laut. Kedelai ditanam di daerah kering, misalnya tegalan, ladang dan pekarangan. Kedelai juga ditanam di sawah pada musim kemarau sebagai palawija.

Kedelai merupakan salah satu sumber protein bagi penduduk Indonesia. Kedelai mengandung protein nabati dan sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.Jenis makanan yang terbuat dari kedelai adalah tahu, tempe, kecap, tauco, susu kedelai. Biji kedelai yang berkecambah juga dapat dijadikan bahan makanan yang kita kenal dengan nama tauge.

Daerah utama penghasil kedelai di Indonesia adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung dan Nusa Tenggara Barat.

6. Kacang Tanah

kacang tanah

Kacang tanah (Arachis hypogea) adalah tanaman yang berasal dari Brasil.Kacang tanah adalah tanaman palawija yang mengandung protein nabati. Kacang tanah banyak ditanam di tegalan, ladang dan pekarangan juga ditanam di sawah pada musim kemarau.

Biji kacang tanah dapat dibuat minyak goreng (minyak slada) atau dimanfaatkan untuk berbagai macam bumbu seperti bumbu rujak, bumbu gado-gado, bumbu pecel. Bungkil atau ampasnya dengan proses peragian dapat menghasilkan oncom yang dikenal dengan istilah dage di daerah Jawa Barat.



03.b. Tanaman Perdagangan

Beberapa hasil pertanian tanaman perdagangan diantaranya adalah :

1. Teh (Camelia sinensis)

memetik teh

Tanaman ini berasal dari Tiongkok (Cina). Jenis teh Cina terdesak oleh teh yang berasal dari daerah Assam (India) yang memiliki daun lebih lebar dan lebih lunak dari jenis teh Cina. Kualitas teh yang baik diperoleh dari pucuk teh yang belum merekah dan satu dua daun di bawahnya.

Adapun syarat-syarat tumbuh bagi tanaman teh adalah sebagai berikut :

  • Cocok tumbuh di daerah pegunungan yang sejuk dengan ketinggian 200 – 2000 meter di atas permukaan air laut, semakin tinggi daerah penanaman teh, kualitasnya semakin baik.
  • Tanah subur dan banyak curah hujan
  • Penyinaran matahari cukup

Daerah perkebunan teh terdapat di daerah Priangan (Jawa Barat), Jawa Tengah, Sumatera Barat, Bengkulu, Pematangsiantar, Jambi dan Sumatera Selatan.

Teh Indonesia diekspor ke Negara Amerika Serikat, Singapura, Pakistan, Inggris, Belanda, Jerman dan Australia.

2. Tebu (Saccarum officinarum)

tanaman tebu

Tanaman ini diperkirakan berasal dari India. Tebu termasuk jenis tanaman rumput yang kokoh dan kuat. Adapun syarat-syarat tumbuh tanaman tanaman tanaman tebu adalah:

  • Tumbuh di daerah dataran rendah yang kering. Iklim panas yang lembab dengan suhu antara 25ºC-28ºC
  • Curah hujan kurang dari 100 mm/tahun

Agar tanaman tebu mengandung kadar gula yang tinggi, harus diperhatikan musim tanamnya. Pada waktu masih muda tanaman tebu memerlukan banyak air dan ketika mulai tua memerlukan musim kemarau yang panjang. Tebu merupakan bahan pembuatan gula pasir.
Daerah penghasil tebu terutama di Jawa, Sumatera Selatan, Sumateran Barat, Lampung dan Nusa Tenggara

3. Kopi (Coffea)

tanaman kopi

Tanaman kopi merupakan jenis tanaman yang kukuh, kuat dan kaku. Tanaman kopi hidup subur di daerah pegunungan yang sejuk. Adapun syarat-syarat tumbuhnya tanaman kopi adalah sebagai berikut :

  • Tumbuh di daerah dengan ketinggian 10-1500 meter di atas permukaan air laut
  • Memerlukan banyak sinar matahari dan hujan
  • Dapat juga tumbuh di dataran rendah dan pegunungan
  • Tanahnya harus subur
  • Udara sejuk
menjemurbiji  kopi

Tanaman kopi pertama kali ditanam di Jawa pada tahun 1696, yaitu jenis kopi Arabika (Coffea arabica) berasal dari Ethiopia (Afrika Timur).

Tanaman kopi yang masuk ke Indonesia berikutnya adalah jenis kopi Liberika (Coffe liberica) yang berasal dari Afrika Barat, akan tetapi kedua jenis tanaman kopi tersebut daunnya terserang penyakit, kemudian dikembangkan tanaman kopi jenis robusta (Coffe canephora) yang berasal dari Afrika Barat.

Kopi jenis ini sekarang banyak ditanam di Jawa dan Sumatera. Tanaman kopi jenis robusta cocok tumbuh di daerah dengan ketinggian 10-800 meter di atas permukaan air laut, sedangkan kopi Arabika cocok ditanam di daerah ketinggian 300 – 1500 meter di atas permukaan laut. Oleh karena itu kopi robusta dapat tumbuh di daerah pegunungan maupun daerah dataran rendah. Sebaiknya kopi Arabika hanya dapat tumbuh di daerah pegunungan. Tanaman kopi Arabika masih banyak ditanam di daerah Bali, Sulawesi, beberapa daerah di Jawa Timur (misanya di Dataran Tinggi Ijen) dan Sumatera Utara.

Daerah perkebunan kopi terdapat di Priangan (Jawa Barat), Kediri, Malang, dan Besuki (Jawa Timur), Lampung, Palembang, dan Bengkulu (Sumatera) serta Sulawesi. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri kopi juga diekspor ke beberapa negara, yaitu: Amerika Serikat, Singapura, Jerman, Belanda, Perancis, Aljazair, Cina dan Jepang.

4. Karet

tanaman karet Jenis karet yang ada di Indonesia berasal dari Brasil, sehingga memiliki nama latin Havea brasiliensis.
Adapun syarat tumbuh tanaman karet adalah sebagai berikut:
  • Tumbuh di dataran rendah yang panas dengan suhu
  • Antara 25ºC - 27ºC
  • Hidup di daerah dengan hujan cukup banyak, yaitu paling sedikit 2000 mm/tahun.
menyadap karet

Karet dimanfaatkan getahnya, getah karet didapat dengan cara menyadap kulit batang tanaman karet. Getah karet disebut lateks. Lateks diolah menjadi lembaran karet, kemudian dikeringkan dengan cara diasap. Lembaran karet yang sudah dikeringkan dapat diperdagangkan.

Indonesia merupakan Negara penghasil karet nomor dua di dunia setelah Malaysia. Selain digunakan untuk keperluan industri di dalam negeri seperti industri ban, industri perlengkapan olah raga, industri sepatu dan alat-alat kesehatan, hasil perkebunan karet Indonesia juga di ekspor ke Amerika Serikat, Singapura, Rusia, Jepang dan beberapa Negara Eropa.

Daerah utama penghasil karet di Indonesia adalah pesisir timur Sumatera mulai dari Aceh sampai dengan Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, KalimantanTimur, Kalimantan Selatan, Jawa Barat dan Jawa Timur.

5. Kelapa Sawit

tanaman kelapa sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis gunieensis) berasal dari Camerun (Afrika Barat). Kelapa sawit tumbuh subur di daerah dataran rendah yang beriklim tropis. Adapun syarat tumbuhnya adalah sebagai berikut:
  • Tanahnya subur dan gembur
  • Curah hujan cukup banyak dengan musim kemarau yang singkat
  • Suhu udara antara 24ºC-26ºC

Kelapa sawit menghasilkan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) yang dimanfaatkan untuk membuat minyak goreng, margarine dan sabun.

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia terdapat di Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Kelapa sawit Indonesia diekspor ke beberapa Negara antara lain Eropa Barat, Pakistan, Kenya Amerika Serikat dan Jepang.

6. Kelapa

pohon kelapa Pohon kelapa (Cococs nucifera) banyak dijumpai di seluruh Indonesia, terutama di daerah pantai, Hampir semua perkebunan kelapa diusahakan oleh rakyat. Adapun syarat-syarat tumbuh tanaman karet sebagai berikut :
  • Cocok tumbuh di daerah dengan ketinggian kurang dari 700 meter di atas permukaan laut
  • Tanahnya subur
  • Curah hujan cukup banyak, musim kemarau singkat
  • Suhu udara antara 24ºC-26ºC
mengeringkan kelapa untuk dijadikan kopra

Hampir semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan oleh manusia, diantaranya mengeringkan daging buahnya menjadi kopra (kelapa kering). Kopra merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa.

Daerah perkebunan kelapa terdapat di Sulawesi Utara (Minahasa, Sangir Talaud), Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Nusa Tenggara, Jawa, dan Bali.

7. Kina

tanaman kina

Tanaman Kina (Cinchona) berasal dari Amerika Selatan dan masuk ke Indonesia pada tahun 1852. Tanaman kina tumbuh di pegunungan. Kina yang ditanam di Jawa adalah jenis Cinchona succirubra. Kulit batang pohon kina terasa pahit dan menghasilkan kinine yaitu obat anti malaria.

Dahulu pembudidayaan tanaman kina dilakukan oleh perkebunan-perkebunan orang eropa.
Perkebunan kina rakyat terdapat di daerah Priangan (Jawa Barat), Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat dan Papua.

Budidaya tanaman kina oleh rakyat biasanya dilakukan di tanah-tanah bekas perkebunan kopi milik pemerintah yang diserahkan kepada rakyat. Indonesia merupakan penghasil kina terbesar didunia.

8. Cengkeh

menjemur cengkeh

Tanaman cengkeh (Eugenia aromatica) merupakan tanaman asli Indonesia, berasal dari Maluku. Tanaman ini tumbuh subur di daerah pegunungan dan dataran rendah yang banyak curah hujan.
Cengkeh dimanfaatkan, antara lain sebagai rempah-rempah penyedap makanan, dan bahan campuran rokok kretek.

Minyak cengkeh yang dibuat dari tunas bunga yang dikeringkan dimanfaatkan untuk obat-obatan, khususnya obat sakit gigi.
Daerah penghasil cengkeh di Indonesia adalah Aceh, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, dan Maluku.

Produksi cengkih Indonesia belum mencukupi untuk keperluan industri rokok kretek dalam negeri, oleh sebab itu masih mengimpor cengkih dari Zanzibar (Afrika Timur).

9. Kapas

pohon kapas

Tanaman kapas berasal dari India dan dibudidayakan untuk diambil seratnya. Serat kapas diolah menjadi benang, tekstil, karpet dan sebagainya.

Biji kapas dapat diolah menjadi minyak, bahan pembuat sabun, dan bahan kosmetika.
Untuk tumbuh dengan baik, kapas membutuhkan syarat tumbuh sebagai berikut:

  • Suhu udara antara 20ºC-30ºC
  • Dataran rendah, tanah subur, banyak air waktu tumbuh
  • Kering saat buah masak

Dataran penghasil kapas yang bermutu tinggi adalah kediri, dan Asembagus (Jawa Timur).
Pada saat ini sedang dirintis usaha perkebunan kapas secara massal di Sumbawa, Sunda, Lombok, dan Flores




04. Usaha-usaha Meningkatkan Hasil Pertanian

Usaha-usaha Meningkatkan Hasil Pertanian

1. Intensifikasi Pertanian

membajak sawah

Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana. Intensifikasi pertanian banyak dilakukan di Pulau Jawa dan Bali yang memiliki lahan pertanian sempit.

Pada awalnya intensifikasi pertanian ditempuh dengan program Panca Usaha Tani, yang kemudian dilanjutkan dengan program sapta usaha tani. Adapun sapta usaha tani dalam bidang pertanian meliputi kegiatan sebagai berikut :

  • Pengolahan tanah yang baik
  • Pengairan yang teratur
  • Pemilihan bibit unggul
  • Pemupukan
  • Pemberantasan hama dan penyakit tanaman
  • Pengolahan pasca panen
  • Pemasaran

pengairan yang teratur menyemprot hama

2. Ekstensifikasi Pertanian

lahan pertanian yang luas

Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru,misalnya membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfatkan. Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut.

Ekstensifikasi pertanian banyak dilakukan di daerah jarang penduduk seperti di luar Pulau Jawa, khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi, seperti Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya.

3. Diversifikasi Pertanian

Adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu hasil pertanian.
Diversifikasi pertanian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

  • Memperbanyak jenis kegiatan pertanian, misalnya seorang petani selain bertani juga beternak ayam dan beternak ikan.
  • Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan, misalnya pada suatu lahan selain ditanam jagung juga ditanam padi ladang.

4. Mekanisasi Pertanian

penggunaan mesin pertanian modern

Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian modern. Mekanisasi pertanian banyak dilakukan di luar Pulau Jawa yang memiliki lahan pertanian luas. Pada program mekanisasi pertanian, tenaga manusia dan hewan bukan menjadi tenaga utama.

5. Rehabilitasi Pertanian

Adalah usaha memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif menjadi tanaman yang lebih produktif.
Sebagai tindak lanjut dari program-program tersebut, pemerintah menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

  • Memperluas, memperbaiki dan memelihara jaringan irigasi yang meluas di seluruh wilayah Indonesia
  • Menyempurnakan sistem produksi pertanian pangan melalui penerapan berbagai paket program yang diawali dengan program Bimbingan Masal (Bimas) pada tahun 1970. Kemudian disusul dengan program Iintensifikasi Masal (Inmas), Intensifikasi Khusus (Insus) dan Supra Insus yang bertujuan meningkatkan produksi pangan secara berkesinambungan.
  • Membangun pabrik pupuk serta pabrik insektisida dan pestisida yang dilaksanakan untuk menunjang proses produksi pertanian.

Usaha-usaha meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan antara lain dengan cara :

  • Membangun gudang-gudang, pabrik penggilingan padi dan menetapkan harga dasar gabah
  • Memberikan berbagai subsidi dan insentif modal kepada para petani agar petani dapat meningkatkan produksi pertaniannya.
  • Menyempurnakan sistem kelembagaan usaha tani melalui pembentukan kelompok tani, dan Koperasi Unit Desa (KUD) di seluruh pelosok daerah yang bertujuan untuk memberikan motivasi produksi dan mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi para petani.

05. Latihan
06. Tes

Materi Pokok Geografi SMP Kelas VII