Apakah dalam keseharian kita selalu dihadapi dengan kenaikan harga barang yang terus-menerus? Beberapa saat yang lalu kita masih bisa membeli 1 kg beras seharga Rp. 2500, tetapi saat sekarang kita hanya bisa peroleh ½ kg saja.
Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara terus-menerus akibat tidak seimbangnya arus barang dan arus uang. ...
[Download]
Kompetensi
Kompetensi Dasar:
Kemampuan menganalisis penyebab terjadinya inflasi dan cara mengatasinya
Indikator:
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian inflasi
2. Siswa dapat menarik kesimpulan sebab-sebab timbulnya inflasi dan cara mengatasinya.
3. Siswa dapat mengumpulkan informasi tentang dampak inflasi terhadap masyarakat yang berpendapatan tetap dan yang tidak berpendapatan tetap.
Materi
01. Pengantar
02. Definisi Inflasi
03. Timbulnya Inflasi
04. Dampak Inflasi
05. Latihan
06. Tes
Apakah dalam keseharian kita selalu dihadapi dengan kenaikan harga barang yang terus-menerus? Beberapa saat yang lalu kita masih bisa membeli 1 kg beras seharga Rp. 2500, tetapi saat sekarang kita hanya bisa peroleh ½ kg saja.
Kapan harga-harga akan mengalami penurunan? Apakah kenaikan harga akan berdampak positif?
Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara terus-menerus akibat tidak seimbangnya arus barang dan arus uang.
Dari hal tersebut kita dapat melihat kondisi suatu negara yang sedang mengalami inflasi, yaitu:
1. Harga barang pada umumnya akan naik terus-menerus
2. jumlah uang yang beredar melebihi kebutuhan
3. nilai uang mengalami penurunan.
A. Timbulnya inflasi dapat dilihat dari:
A.1. Berdasarkan keparahan inflasi
- inflasi ringan, dibawah 10% setahun
- inflasi sedang, antara 10% - 30% setahun
- inflasi berat, 30% - 100% setahun
- hiperinflasi di atas 100% setahun
A.2. Berdasarkan timbulnya inflasi
- inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation), inflasi ini timbul karena defisit anggaran belanja negara dan gagalnya pasar yang berakibat harga kebutuhan pokok menjadi mahal.
- inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation), terjadi karena kenaikan harga barang di negara lain, biaya produksi barang luar negeri tinggi, kenaikan impor tarif barang
A.3. Berdasarkan sebab-sebab timbulnya inflasi, dapat digolongkan:
a. Tarikan permintaan (demand pull inflation)
Inflasi ini terjadi karena permintaan agregat masyarakat akan berbagai macam barang terus meningkat, misalnya:
- bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang baru
- bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kemudahan kredit bank
Keterangan:
P = Price equilibirium (harga sebelum mengalami kenaikan)
S = Supply (penawaran) yang diasumsikan bersifat tetap
D = Demand (permintaan) sebelum mengalami perubahan
D' = Demand (permintaan) setelah mengalami perubahan, meningkat karena daya beli masyarakat bertambah
P' = Price (harga) setelah mengalami kenaikan akibat bergesernya permintaan (D) dari D ke D'
b. Desakan biaya (cost push inflation)
Inflasi ini diakibatkan oleh kenaikan ongkos produksi, biasanya diawali dengan:
- kenaikan biaya produksi, seperti kenaikan upah, kenaikan harga bahan modal
- berkurangnya jumlah penawaran
- naiknya harga barang yang dibarengi dengan turunnya jumlah produksi
Keterangan:
P = Price equilibrium (harga mula-mula)
D = Demand (permintaan) yang diasumsikan tetap
S = Supply (penawaran)
S' = Supply (penawaran setelah berkurang)
P' = Price (harga) setelah mengalami kenaikan akibat berkurangnya penawaran dari S ke S'
Q = kualitas barang
c. Inflasi campuran, terjadi karena kombinasi unsur inflasi tarikan dan inflasi dorongan biaya.
d. Inflasi impor, terjadi karena pengaruh inflasi luar negeri dan adanya perdagangan antar negara.
Misalnya: suatu negara sedang mengalami inflasi, kemudian hasil produksi dari negara tersebut dibutuhkan oleh negara lain dan diimpor, maka harga barang tersebut meningkat.
Berikut ini kebijakan yang diharapkan dapat mengatasi inflasi:
B.1. Kebijakan Moneter, segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kebijakan ini meliputi:
a. Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan suku bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang.
b. Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual SBI
c. Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi berkurang
d. Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat pemberian kredit
e. Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1
B.2. Kebijakan Fiskal, dapat dilakukan dengan cara:
b. Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah
c. Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai negeri 10% untuk ditabung, ini terjadi pada masa orde lama.
B.3. Kebijakan Non Moneter, dapat dilakukan melalui:
a. Menaikan hasil produksi, Pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk lebih produktif dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi turun.
b. Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikan upah disaat sedang inflasi.
c. Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga maksimum bagi barang-barang tertentu.
Dampak inflasi terhadap perekonomian yang pada akhirnya akan berpengaruh kepada tingkat kemakmuran masyarakat, berikut ini dampak negatif dari inflasi:
04.1. Terhadap distribusi pendapatan ada pihak-pihak yang dirugikan, diantaranya:
a. Inflasi akan merugikan bagi mereka yang berpendapatan tetap, seperti; pegawai negeri. Contoh, amir seorang pegawai negeri memperoleh gaji Rp. 60.000.000 setahun dan laju inflasi 10%. Bila penghasilan Amir tidak mengalami perubahan, maka ia akan mengalami penurunan pendapatan riil sebesar 10% x Rp. 60.000.000 = Rp. 6.000.000.
b. Kerugian akan dialami bagi mereka yang menyimpan kekayaan dalam bentuk uang tunai.
c. Kerugian akan dialami para kreditur, bila bunga pinjaman yang diberikan lebih rendah dari inflasi.
- Orang yang persentase pendapatannya melebihi persentase kenaikan inflasi
- mereka yang memiliki kekayaan bukan dalam bentuk uang tunai, tetapi dalam bentuk barang atau emas.
04.2. Dampak terhadap efisiensi, berpengaruh pada:
- proses produksi dalam penggunaan faktor-faktor produksi menjadi tidak efesien pada saat terjadi inflasi
- perubahan daya beli masyarakat yang berdampak terhadap struktur permintaan masyarakat terhadap beberapa jenis barang
04.3. Dampak inflasi terhadap output (hasil produksi):
- inflasi bisa menyebabkan kenaikan produksi. Biasanya dalam keadaan inflasi kenaikan harga barang akan mendahului kenaikan gaji, hal ini yang menguntungkan produsen
- bila laju inflasi terlalu tinggi akan berakibat turunnya jumlah hasil produksi, dikarenakan nilai riil uang akan turun dan masyarakat tidak senang memiliki uang tunai, akibatnya pertukaran dilakukan antara barang dengan barang.
Suatu negara yang berusaha menghentikan laju inflasi yang tinggi, berarti pada saat yang sama akan menciptakan pengangguran. Untuk melihat laju inflasi dengan tingkat pengangguran, dapat diperlihatkan dalam Kurva Philips:
Keterangan Gambar:
1. Kurva philip adalah kurva yang menggambarkan hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran.
- semakin tinggi tingkat inflasi, maka tingkat pengangguran semakin rendah
- semakin rendah tingkat inflasi, maka tingkat pengangguran semakin tinggi
2. - pada titik E, tingkat inflasi nol dan pengangguran ada tingkat pengguna tenaga kerja penuh (full employment)
- pada titik A, tingkat inflasi negatif (deflationary gap), tingkat pengangguran lebih tinggi
- pada titik B, tingkat inflasi positif (inflationary gap), tingkat pengangguran lebih rendah.
04. Beberapa hal yang berhubungan dengan inflasi:
1. DEFLASI, daya beli uang yang mengalami peningkatan, karena jumlah uang yang beredar relatif lebih sedikit dari jumlah barang dan jasa yang tersedia. Tujuan dari devaluasi adalah untuk meningkatkan ekspor barang, neraca pembayaran menjadi surplus.
2. DEFRESIASI, penurunan nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing yang terjadi di pasar uang.
3. APRESIASI, kenaikan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang asing yang terjadi di pasar uang.
4. INFLASI TERBUKA, keadaan dimana harga-harga bergerak tak terkendali, serta terdapat kelebihan permintaan terhadap barang.
5. SANERING, pemotongan nilai mata uang yang dilakukan oleh pemerintah.
6. REVALUASI, kebijakan pemerintah untuk menaikan nilai mata uang dalam negeri terhadap valuta asing.
7. DEVALUASI, kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap valuta asing dengan sengaja. Deflasi dapat di atasi dengan cara pemerintah menambah pembelanjaan, masyarakat menambah pengeluaran.
No comments:
Post a Comment